Senin, 07 April 2014


BAB I

PENDAHULUAN




A.    LATAR BELAKANG


Anak-anak dengan gangguan motorik (gerakan) mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari, seperti: berjalan, berlari, makan minum, mandi, berpakaian, dan sebagainya. Demikian pula di sekolah, mereka akan mengalami kesulitan dalam belajar yang menggunakan gerakan seperti: gerakan menulis, menggambar, berolah raga, dan lain sebagainya. 


Anak dengan gangguan motorik diakibatkan oleh berbagai kelainan, antara lain yang sering ditemukan di sekolah adalah kelainan  gerak akibat penyakit Epilepsi, Cerebral Palsy, Spina Bifida, Muscle Dystrophy, dan Traumatic Brain Injury.Untuk memberikan intervensi pada anak-anak yang mengalami hambatan fisik sangat berbeda sesuai dengan jenis kelainannya. Walaupun berbeda, namun intinya bahwa dalam menangani anak dengan gangguan motorik, hendaknya berpedoman pada gerakan yang normal. Jadi setiap gerakan yang menyimpang kita arahkan pada pola gerak normal.





B.    RUMUSAN MASALAH


1.     Apa saja penyebab dan ciri-ciri siwa-siswi yang mengalami hambatan fisik?


2.     Apa saja kebutuhan kelas bagi anak yang berkelainan fisik?


3.     Bagaimana cara membantu siswa berkelainan fisik agar berhasil di kelas inklusif ?





C.    TUJUAN


1.     Untuk mengetahui penyebab dan ciri-ciri siwa-siswi yang mengalami hambatan fisik.


2.     Untuk mengetahui kebutuhan kelas bagi anak yang berkelainan fisik.


3.     Untuk mengetahui cara membantu siswa berkelainan fisik agar berhasil di kelas inklusif.





D.    MANFAAT


Agar para pembaca khususnya calon guru mampu dan memahami bahkan bisa menerapkan apabila menjumpai anak yang berkelainan fisik.


Selain membantu pembaca mengetahui cara untuk membantu anak yang berkelainan fisik berhasil di kelas inklusif. Dan untuk konselor pastinya yang akan ikut terjun langsung di sekolaha.










































































BAB II

PEMBAHASAN





A.    PENYEBAB DAN CIRI-CIRI SISWA YANG MENGALAMI HAMBATAN FISIK.


1.      LAYU OTAK (CEREBRAL PALSY)


-        PENGERTIAN CEREBRAL PALSY


Cerebral palsy adalah kelainan yang disebabkan oleh kerusakan otak yang mengakibatkan kelainan pada fungsi gerak dan koordinasi, psikologis dan kognitif sehingga mempengaruhi proses belajar mengajar. Ini sesuai dengan teori yang disampaikan dalam The American Academy of Cerebral Paslsy (Mohammad Efendi, 2006:118), “Cerebral Palsy adalah berbagai perubahan gerakan atau fungsi motor tidak normal dan timbul sebagai akibat kecelakaan, luka, atau penyakit susunan syaraf yang terdapat pada rongga tengkorak”. Dari pengertian tersebut di atas, cerebral palsy dapat diartikan gangguan fungsi gerak yang diakibatkan oleh kecelakaan, luka, atau penyakit susunan syaraf yang terdapat pada rongga tengkorak.





Dalam teori yang lain menurut Soeharso (Abdul Salim, 2007:170), cerebral palsy terdiri dari dua kata, yaitu cerebral yang berasal dari kata cerebrum yang berarti otak dan palsy yang berarti kekakuan”. Jadi menurut arti katanya, cerebral palsy berarti kekakuan yang disebabkan karena sebab-sebab yeng terletak di dalam otak. Sesuai dengan pengertian di atas, cerebral palsy dapat diartikan sebagai kekakuan yang disebabkan oleh sesuatu yang ada di otak. Istilah cerebral palsy dipublikasikan pertama oleh Willam Little pada tahun 1843 dengan istilah “cerebral diplegia”, sebagai akibat dari prematuritas atau asfiksia neonatorum. Dan, istilah cerebral palsy diperkenalkan pertama kali oleh Sir William Osler (Mohamad Efendi:2006). Istilah cerebral palsy dimaksudkan untuk menerangkan adanya kelainan gerak, sikap ataupun bentuk tubuh, gangguan koordinasi yang disertai dengan gangguan psikologis dan sesnsoris yang disebabkan oleh adanya kerusakan atau kecacatan pada masa perkembangan otak.





-        KARAKTERISTIK CEREBRAL PALSY


Manusia adalah mahluk yang unik dengan ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Begitu juga dengan karakteristik anak cerebral palsy. Karakteristik anak cerebral palsy dapat dilihat dari ciri-ciri yang tampak pada anak-anak cerebral palsy. Penyebab utamanya adalah adanya kerusakan, gangguan atau adanya kelainan yang terjadi pada otak. Menurut Yulianto (Abdul Salim, 2007: 178-182), cerebral palsy diklasifikasikan menjadi enam, Ataxia, yaitu:


a. Spasticity, anak yang mengalami kekakuan otot atau ketegangan otot, menyebabkan sebagian otot menjai kaku, gerakan-gerakan lambat dan canggung.


b. Athetosis, merupakan salah satu jenis cerebral palsi dengan cirri menonjol, gerakan-gerakan tidak terkontrol, terdapat pada kaki, lengan, tangan, atau otot-otot wajah yang lambat bergeliat-geliut tiba-tiba dan cepat.


c. Ataxia  ditandai gerakan-gerakan tidak terorganisasi dan kehilangan keseimbangan. Jadi keseimbangan buruk, ia mengalami kesulitanuntuk memulai duduk dan berdiri.


d. Tremor, ditandai dengan adanya otot yang sangat kaku, demikian juga gerakannya, otot terlalu tegang diseluruh tubuh, cenderung menyerupai robot waktu berjalan tahan-tahan dan kaku.


e. Rigiditi, ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kecil tanpa disadari, dengan irama tetap, dan lebih mirip dengan getaran.


f. Campuran, yang disebut dengan campuran anak yang memiliki beberapa jenis kelainan cerebral palsy.


Dari pendapat Yulianto (Abdul Salim, 2007: 178-182) di atas,cerebral palsy mempunyai karakteristik sebagai berikut: mengalamikekakuan kekakuan otot; terdapat gerakan-gerakan yang tidak terkontrol pada kaki, tangan. lengan, dan otot-otot wajah; hilangnya keseimbangan yang ditandai dengan gerakan yang tidak terorganisasi; otot mengalami kekakuan sehingga seperti robot apabila sedang berjalan; adanya gerakan- gerakan kecil tanpa disadari; dan anak mengalami beberapa kondisi campuran. Dalam teori yang lain, Bakwin-bakwin (Sutjihati Somantri,2006:122), cerebral palsy dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


a. Spasticity, yaitu kerusakan pada kortex cerebellum yang menyebabkan hiperaktive reflex dan strech relex. Spasticity dapat dibedakan menjadi:


1) Paraplegia, apabila kelainan menyerang kedua tungkai.


2) Quadriplegia, apabila kelainan menyerang kedua tungkai dan kedua tangan.


3) Hemiplegia, apabila kelainan menyerang satu lengan dan satu tungkai dengan terletak pada belahan tubuh yang sama.


b. Athetosis, yaitu kerusakan pada bangsal banglia yang mengakibatkan gerakan-gerakan menjadi tidak terkendali dan terarah.


c. Ataxsia, yaitu kerusakan otot pada cerebellum yang mengakibatkan gagguan pada keseimbangan.


d. Tremor, yaitu kerusakan pada bangsal ganglia yang berakibat timbulnya getaran-getaran berirama, baik yang bertujuan meupun yang tidak bertujuan.


e. Rigiditi, yaitu kerusakan pada bangsal ganglia yang mengakibatkan kekakuan pada otot.





Menurut Yulianto (Abdul Salim, 2007: 178-182), karakteristik cerebral palsy dibagi sesua dengan derajat kemampuan fungsional. Adapun karakteristik cerebral palsy sesuai dengan derajat kemampuan fungsional yaitu:


a. Golongan Ringan


Cerebral palsy golongan ringan umumnya dapat hidup bersama anakanak sehat lainnya, kelainan yang dialami tidak mengganggu dalam kegiatan sehari-hari, maupun dalam mengikuti pendidikan.


b. Golongan Sedang


Cerebral palsy yang termasuk sedang sudah kelihatan adanya pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak atau bicara. Anak memerlukan alat bantuan khusus untuk memperbaiki pola geraknya.


c. Golongan Berat


Cerebral palsy yang termasuk berat sudah menunjukkan kelainan yang sedemikian rupa, sama sekali sulit melakukan kegiatan dan tidak mungkin dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dari pendapat Yulianto (Abdul Salim, 2007: 178-182) di atas,cerebral palsy mempunyai karakteristik sebagai berikut: cerebral palsy golongan ringan dapat hidup bersama anak-anak sehat lainnya, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pendidikan; cerebral palsy golongan ringan membutuhkan pendidikan khusus agar dapat mengurus diri sendiri,bergerak dan bicara dan memerlukan alat bantu khsusu untuk pola geraknya; dan cerebral palsy golongan berat menunjukkan kelainan yang sedemikian rupa, sama sekali sulit melakukan kegiatan dan tidak mungkin hidup tanpa bantua orag lain. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum anak cerebral palsy memiliki karakteristik sebagai berikut: mengalami kekakuan otot atau ketegangan otot, gerakan-gerakan tidak terkendali, gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, keseimbangannya buruk, dan terdapat getaran-getaran kecil yang muncul tanpa terkendali. Kondisi anak cerebral palsy yang demikian mengakibatkan anak membutuhkan bantuan dan layanan khusus pada tingkatan tertentu.





-        DAMPAK DARI CEREBRAL PALSY


Cerebral palsy dapat berdampak pada keadaan kejiwaan yang banyak dialami adalah kurannya ketenangan. Anak cerebral palsy tidak dapat stabil, sehingga menyulitkan pendidik untuk mengikat (mengarahkan) kepada suatu pelajaran atau latihan. “Anak cerebral palsy dapat juga bersikap depresif, seakan-akan melihat sesuatu dengan putus asa atau sebaliknya agresif dengan bentuk pemarah, ketidak sabaran atau jengkel, yang akhirnya sampai kejang “. (Mumpuniarti, 2001: 101). Pendapat lain yang dikemukakan oleh Mohammad Efendi (2006: 126).





Kondisi ketunadaksaan pada anak sebagian besar menimbulkan kesulitan belajar dan perkembangan kognitifnya. Khsusunya anak cerebral palsy selain mengalami kesulitan dalam belajar dan perkembangan fungsi kognitifnya, mereka pun seringkali mengalami kesulitan dalam komunikasi, persepsi, maupun kontrol gerakan, bahkan beberapa penelitian sebagian besar diketahui terbelakang mental (tunagrahita). Sedangkan menurut Abdul Salim (2007: 184-176), kelainan fungsi dapat terjadi tergantung dari jenis cerebral palsy dan berat ringannya kelainan, antara lain:





a. Kelainan fungsi mobilitas


Kelainan fungsi mobilitas dapat diakibatkan oleh adanya kelumpuhan anggota gerak tubuh, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak bawah, sehingga anak dalam melakukan mobilitas mengalami hambatan.


b. Kelainan fungsi komunikasi


Kelainan ini dapat timbul karena adanya kelumpuhan pada otot-otot mulut dan kelainan pada alat bicara. Kelainan tersebut mengakibatkan kemampuan anak untuk berkomunikasi secara lisan mengalami hambatan.


c. Kelainan fungsi mental


Kelainan fungsi mental dapat terjadi terutama pada anak cerebral palsy dengan potensi mental normal. Oleh karena ada hambatan fisik yang berhubungan dengan fungsi gerak dan perlakuan yang keliru, mengakibatkan anak yang sebenarnya cerdas akan tampak tidak dapat menampikan kemampuannya secara maksimal.


 Dari uraian di atas dapat disimpulkan, kerusakan otak pada anak cerebral palsy berdampak pada kelainan fisik, kelainan psikologis, kelainan mobilitas, kelainan komunikasi, kelainan mental dan inteligensi.





2.      EPILEPSI









            Epilepsi (ayan) adalah suatu keadaan yang berupa perubahan kesadaran yang biasanya berlangsung cepat dan singkat, yang dibarengi dengan gerakan yang tidak sadar. Gerakan tidak sadar yang terjadi selama kejang-kejang itu agak mirip dengan gerakan tidak sadar atau kejang yang terjadi ketika orang yang sedang tidur atau kejang otot (kram) yang dapat terjadi disebabkan kelelahan.


            Serangan kejang-kejang dapat berupa gejala sakit. Misalnya banyak anak mendapat sserangan kejang sebagai akibat demam yang tinggi, yang disebut febrile seizure dan tidak dianggap sebagai epilepsi. Serangan ini mungkin disebabkan oleh ketidakseimbangan kimia tubuh. Suatu serangan kejang terutama selama masa kanak-kanak, bukan indikasi bahwa orang itu mengidap epilepsi (Kobrin, 1991)


            Apabila terjadi kejang-kejang yang tidak ada hubungannya dengan demam atau suatu sakit lainnya, suatu diagnosis epilepsi bisa dibuat. Bila epilepsi telah ditentukan sebagai penyebabnya, maka suatu bentuk cacat atau cedera otak, dapat diperkirakan sebagai symptomatic epylepsy. Tapi bila tidak ada sebab lain yang bisa ditentukan, dapat diperkirakan sebagai idiopathic epylepsy.


            Bila suatu diagnosis epilepsi telah dibuat, perawatan yang efektif biasanya dapat ditemukan. Terdapat berbagai pengobatan yang dapat digunakan pengendalian kejang-kejang. Para dokter mencari obat yang paling cocok bagi setiap individu untuk mengurangi frekuensi kejang dan mencegah efek sampingnya ( White, 1995).


            Lebih dari 70% kasus-kasus epilepsi, serangannya dapat dikendalikan melalui pengobatan (Freeman dan Vining, 1990). Fakta ini, digabung dengan kenyataan bahwa pada umumnya siswa dengan epilepsi mempunyai rata-rata atau diatas rata-rata kemampuan intelektual. Sehingga perlu dibuat suatu lingkungan sekolah inklusif dan guru-guru yang mempunyai informasi cukup mengenai kondisi yang memaksa ini ( Batshaw dan Perret, 1992)








Prosedur-prosedur membantu siswa yang mengalami serangan epilepsi :


·       Bersihkan tempat-tempat dari benda-benda yang tak dapat bergerak. Pindahkan setiap benda yang mungkin dapat melukai, membakar, atau yang menyebabkan memar selama  serangan ini.


·       Jika memungkinkan, balikkan badannya. Ini akan membantu mencegah terhambatnya air liur atau muntahan.


·       Tetap berada dekat siswa, bersikaplah ramah ketika siswa mendapatkan kembali kesadarannya. Tenangkan dia dari rasa malu,


·       Jangan memaksa mulut dia terbuka, dan tidak boleh meletakkan sesuatu di mulutnya.


·       Perhatikan dia selama mendapatkan serangan. Catat kapan berakhirnya.


ü  Jika serangan berakhir lebih dari 10 menit


ü  Serangan sering terjadi


ü  Dia menjadi biru atau nafas berhenti


Mintalah bantuan darurat.


            Prosedur-prosedur tersebut diterapkan untuk jenis kejang yang disebut generalazed tonic-clonic. Jenis kejang ini juga disebut grand mal. Ada beberapa tipe serangan kejang lainnya. Namun tidak memerlukan prosedur in. Bentuk-bentuk epilepsi ini mungkin tidak membutuhkan tindakan tertentu atau perawatan khusus samasekali, tetapi lebih dari itu diperlukan pengertian guru mengenai apa yang dialami oleh siswa. Satu bentuk epilepsi yang lebih halus disebut absence seizure (dulu disebut petit mal). Punya kecenderungan menjadi bingung atau melamun, seringkali tidak memberikan perhatian pada pelajaran.


Ada pula bentuk-bentuk lain epilepsi yang mengakibatkan sikap yang aneh pada diri orang yang nampak sadar sepenuhnya. Kejang otot tersentak-sentak, bergerak tiba-tiba, atau sikap tak lazim yang lain mungkin merupakan gejala-gejala jenis serangan ini. Petunjuk penting bagi setiap serangan, adalah sama. Orang yang mengalami serangan perlu ditentramkan hatinya, bahwa mereka diterima dan diperhatikan oleh orang lain.





3.      SPINA BIFIDA







            Istilah spina bifida dalam makna harfiahnya berarti tulang belakang terbuka atau terbagi. Seperti cleft palate atau cleft lip , ini merupakan kegagalan yang terjadi pada penyatuan garis tulang belakang selama berminggu-minggu awal perkembangan janin. Sebagian tulang punggung tidak berkembang bersamaan, dan lajur-lajur tulang punggung mungkin akan menonjol serta rentan akan kerusakan. Mungkin pula, terdapat rongga kecil terbuka dalam kerangka tulang punggung yang tidak mengakibatkan kerusakan terhadap tulang belakang.


            Jika tulang belakang benar-benar menonjol keluar melalui celah dalam rangka tulang belakang, kerusakan pada otot-otot tulang belakang di punggung disebut myelomeningocele. Inilah bentuk yang paling serius spina bifida. Efek-efek gangguan/kelainan sipina bifida akan bertambah seiring dengan jumlah kerusakan yang terjadi pada tulang belakang dan bergantung pada tempat dimana kerusakan tulang belakang terjadi. Sebagian anak-anak dengan sipina bifida dapat berjalan tanpa bantuan, yang lain perlu menggunakan alat bantu gerakan. Kekurangan kendali pada usus besar dan kandung kemih sangat umum terjadi pada anak-anak ini. Mereka harus diajarkan cara buang air serta menjaga kebersihan tubuhnya.


            Sipina bifida seringkali disertai komplikasi berupa adanya tekanan cairan yang berlebihan di sekitar otak, yang disebut hydrocephalus. Tekanan yang bertambah ini dapat menyebabkan pembesaran pada tengkorak kepala anak dan terbelakang mental. Keadaan ini harus dirawat dengan melakukan pencangkokan saluran pelangsir cairan yang berlebihan dari otak dan dari dalam pembuluh darah.


4.      MUSCULAR DYSTROPHY








            Muscular dystrophy merupakan kelompok gangguan yang ditandai dengan kemerosotan otot-otot yang progresif. Bentuk yang paling umum dari gangguan ini adalah duchenne muscular dystrophy. Pada umumnya anak-anak dengan gangguan ini tidak dapat berjalan. Biasanya didahului dengan tidak dapat menggunakan secara total lengan dan tangan merek, dan mereka sulit menggerakkan serta menopang kepalanya. Kemerosotan otot pada akhirnya akan menghancurkan jantung dan urat-urat yang mendukung pernafasan. Pada umumnya mereka akan meninggal pada masa remaja atau menjelang dewasa karena kegagalan jantung dan radang paru-paru. Muscular dystrophy merupakan gangguan keturunan. Lebih banyak diwariskan kepada anak laki-laki daripada anak perempuan.





5.      TRAUMATIC BRAIN INJURY





            Dalam masa sekarang telah terjadi peningkatan pada insiden traumatic brain injury (trauma cidera otak). Pada umumnya kasus-kasus ini sebagai akibat dari kecelakaan mobil,sepada motor, dan kendaraan lainnya.dan adapula akibat dari senjata api serta kekerasan pada anak-anak.


Menurut IDE suatu traumatic brain  injury adalah :                          


Cidera pada otak yang disebabkan oleh tekanan fisik eksternal, yang mengakibatkan ketidakmampuan atau tidak berfungsinya otak secara keseluruhan/sebagian, dan kemunduran psikososial, yang berdampak merugikan prestasi akademik anak. Istilah ini diterapkan bagi cidera kepala terbuka/tertutup yang mengakibatkan kemunduran satu bagian atau lebih, seperti kemampuan kognisi, bahasa, memori, berpikir sebab akibat, berpikir abstrak, membuat penilaian, memecahkan masalah, sensorik, persepsi, dan kemanpuan motorik otak, perilaku psikososial, fungsi fisik, pemrosesan informasi dan bicara. istilah ini tidak diterapkan pada cidera otak yang diakibatkan bawaan/degeneratif, juga cidera otak yang disebabkan oleh trauma saat kelahiran (Federal Register, 1990)


            Gangguan traumatic brain injury bentuknya berbeda-beda dari yang ringan sampai berat. Ada yang sementara ada pula yang permanen. Berat dan permanennya gangguan ini tergantung usiaindividu ketika cidera terjadi. Orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua  mungkin tidak mengalami gangguan berat karena cidera pada bayi/anak-anak yang lebih kecil akan mengalami gangguan yang berat (Mira, Tucker, dan Tyler, 1992).


Meskipun jumlah siswa yang mengalami gangguan traumatic brain  injury relatif kecil di sekolah, namun perlu untuk dicatat, hanya sebagian kecil dari siswa-siswa ini yang masuk tempat reguler(DC:U.S. Departement of Education, 1995). Bahwa lebih dari 35% siswa-siswa yang traumatic brain  injury  meninggalkan sekolah tanpa diploma sekolah menengah (DC:U.S. Departement of Education, 1994)


6.      KELEMAHAN KESEHATAN LAIN


Juvenile diabetes disebabkan oleh insulin yang tidak memadai , menyebabkan tubuh tidak mampu menyerap zat kanji dan gula yang dibutuhkan supaya berfungsi normal.Gejala umumnya meliputi rasa haus yang kronis , dan sering buang air kecil.Bila tubuh terlalu banyak mengandung insulin maka mengakibatkan hypoglycemia(kadar gula dalam darah kurang).Menyebabkan sakit kepala , muntah , jantung berdebar , dan masalah pernapasan.ketoacidosis terjadi bila tubuh kekurangan insolin, dan berdampak sebagai berikut :  lelah , rasa haus yang kronis dan pernapasan yang dalam menunjukan gejala-gejala bahwa jumlah insulin di dalam tubuh rendah. Untuk mengobatinya berikut ini ada beberapa cara :


1. Cuci 15gr kulit kayu jambu mede sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya.


2. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa satu gelas.


3. Setelah dingin saring dan air saringanya diminum, sehari 2 kali masing-masing ½   gelas.


            Cystic fibrosis merupakan suatu kelainan bawaan(recesive gene disorders). adalah penyakit kelenjar sekretori warisan Anda, termasuk kelenjar yang membuat lendir dan keringat."Warisan" berarti bahwa penyakit dilewatkan melalui gen dari orang tua untuk anak-anak. Orang-orang yang memiliki CF mewarisi dua gen yang rusak CF-satu dari setiap orangtua. Orang tua mungkin tidak memiliki penyakit sendiri. gejala umumnya tubuh mengeluarkan lendir yang sangat tebal.berdampak pada gangguan pencernaan , pernapasan , dan gangguan fungsi tubuh lainya. CF juga menyebabkan kemandulan pada pria, dan dapat membuat lebih sulit bagi wanita untuk hamil. Pengobatan dini untuk CF dapat meningkatkan baik kualitas hidup Anda dan umur. Pengobatan dini tersebut meliputi terapi nutrisi dan pernapasan, obat-obatan, olahraga, dan perawatan lainnya.


            AIDS (acquired immuno deficiency syndrom) adalah suatu kondisi yang mengganggu kemampuan tubuh sesorang dalam menahan dan memerangi infeksi.penyakit ini berkembang setelah tertular HIV(human immuno deficiency syndrom).Hiv dapat menular melalui kontak seksual , penyalah gunaan obat-obatan , dan transfusi darah. Gejala-gejala AIDS , Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :


1.     Berat badan turun dengan drastis.


2.     Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)


3.     Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.


4.     Mencret atau diare yang berkepanjangan.


5.     Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).


6.     Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.


7.     Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.


Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.kemudian adapun cara untuk mencegah penyakit ini :


1.     Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.


2.     Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.


3.     Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.


4.     Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.


5.     Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.








B.    KEBUTUHAN – KEBUTUHAN KELAS BAGI SISWA BERKELAINAN FISIK


Anak dengan kelainan fisik tidak harus mempunyai kurikulum yang berbeda dengan anak normal karena pada dasarnya kognisinya itu masih mampu mengikuti pelajaran pada umumnya. Namun memang slama ini dalam proses pembelajaranya siswa dengan kelainan fisik mendapatkan proses pembelajaran tidak pada kelas reguler pada umumnya.Mereka di pisahkan dengan susunan kelas yang didalamnya dibuat suasana yang sedemikian rupa untuk menunjang proses belajar mereka. Untuk saat ini menentukan kebutuhan apa saja yang cocok untuk mereka memang agak sulit karena cakupan dari gangguan nya yang luas , namun ada 4 bidang yang perlu di pertimbangkan dalam mendapatkan akomodasi pembelajaran terbaik bagi siswa-siswa tersebut.


1. Keleluasaan gerak dan memposisikan diri


Anak yang mengalami gangguan fisik berat biasanya membutuhkan kursi roda listrik untuk menunjang kebebasanya dalam bergerak sedangkan untuk anak yang ringan gangguan fisiknya hanya perlu penopang , tongkat dan alat bantu jalan.kemudian posisi duduk anak juga harus di perhatikan secara seksama karena tiap gangguan fisik yang mereka alami tidak mungkin sama sehingga di sesuaikan dengan gangguan fisik yang mereka alami dalam pengaturan posisi duduk yang pas untuk setiap individu.kemudian selepas dari ruang kelas sekolah bagi anak yang mengidap ganguan fisik juga harus memperhatikan akses jalan untuk sampai ke fasilitas-fasilitas sekolah yang di butuhkan anak tersebut . misalnya jalan menuju ruang kelas , toilet , kantin dll apakah sudah dijamin bisa dilewati oleh anak yang mengguanakan alat bantu berjalan seperti kursi roda atau pun tongkat serta alat bantu lainya.Itulah yang menjadi tahap selanjutnya dalam pembenahan gedung sekolah bagi anak dengan gangguan fisik untuk pihak sekolah agar benar-benar bisa menunjang pembelajaran bagi anak tersebut secara optimal.


2. Komunikasi


Siswa yang mengalami gangguan fisik tidak semua bisa mempunyai ketrampilan yang sama dalam berkomunikasi seperti bicara atau menulis sehingga perlu menggunakan alat bantu semisal suatu papan komunikasi sederhana yang di buat sehingga siswa dapat menunjuk atau menggerakan matanya kepada gambar , huruf atau kata.Bukan hanya itu saja , dengan kemajuan jaman , sekarang ini perangkat software dan hardware pada komputer sudah ada yang meynediakan input dan output yang dapat mempermudah kemampuan bahasa orang – orang yang mengalami gangguan fisik. Misalnya , voice-activation devices dapat memberikan akses yang lebih besar terhadap informasi dan pengendalian yang lebih besar bagi lingkunan individu mereka.


3. Ketrampilan menolong diri (self-Help skill)


Anak dengan gangguan fisik memerlukan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan mereka terutama dalam hal berkomunikasi yang slama ini menjadi masalah yang mereka hadapi sehingga harus di pisahakan dengan anak normal pada umumnya.ini bisa terjadi karena beberapa masalah otot yang sama menyebabkan kesulitan-kesulitan dalam berkomunikasi bagi anak-anak, dan orang dewasa yang mengalami gangguan fisik.kemudian dengan bantuan alat-alat yang sudah di modifikasi sedemikian rupa yang bertujuan untuk memberi kemudahan untuk bergerak dan berkomunikasi untuk anak dengan gangguan fisik diharapkan dia sudah mampu belajar sedikit demi sedikit menggunakanya sehingga dia tidak selalu bergantung pada orang lain.


4. Kebutuhan-kebutuhan Psikososial


Bagi sebagian siswa berkelainan fisik, tumbuh sebagai remaja dengan gangguan ini menjadi tantangan-tantangan khusus. beberP peneliti, misalnya berpendapat bahwa anak-anak berkelainan fisik memiliki kesulitan yang lebih besar mengembangkan sense of self-esteem yang positif dan mengalami kecemasan yang lebih besar disbanding anak-anak lain. Berbagai reaksi psikososial terhadap individu yang mempunyai kelainan fisik telah diamati. Sebagian anak-anak dan remaja yang mengalami kelainan ini mengembangkan strategi-strategi yang berhasil dalam mengatasi kelainan ini.





C.    CARA MEMBANTU SISWA BERKESULITAN FISIK BERHASIL DI KELAS INKLUSIF


1.     PENGAJARAN KEMANDIRIANYANG OPTIMAL


Penekanan dalam pengajaran bagi siswa-siswi ini, harus pada kemandirian yang optimal dan memperhatikan perbedaan antarpribadi ( self-determination ).


Beberapa cara dalam mendorong perbedaan antarpribadi dalam diri siswa dengan keterbatasan gerak (disaktivitas) yang telah disarankan oleh Brotherson dkk :


-        Mengajarkan pilihan, pembuatan keputusan, dan kemampuan.


-        Membangun lingkungan sekolah yang menjamin kesempatan dalam memilih.


-        Berfungsi sebagai sumber daya, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.


-        Menjadi nasihat perubahan masyarakat dan dukungan pendampingan orangtua.


-        Dukungan masyarakat dalam mempermudah kebutuhan anak-anak ini.


-        Membentuk kemitraan dengan para pengusaha dan masyarakat.





2.     BELAJAR KELOMPOK


Belajar kelompok di sekolah seringkali dilakukan dengan tujuan menciptakan kemampuan atau keterampilan yang lebih homogeny.


Adapun bentuk dari pengelompokan yang bisa diterapkan dalam lingkungan sekolah yang berfungsi meningkatkan sikap yang positif, antara lain :


-        Pengelompokan yang fleksibel (flexible grouping), yaitu suatu teknik yang memberikan siswa dengan dan tanpa kelainan bekerjasama kea rah pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Didalam flexible grouping meliputi sekurang - kurangnya dua orang dan sebanyak -banyaknya sepuluh  orang, dan tiap anggota kelompok didorong untuk memberikan tugas yang dekat dan tertentu menurut kemampuannya.


-        Pengelompokan kerjasama (cooperative grouping), yaitu pembentukan kelompok kecil dari siswa yang memiliki kemampuan dan keahlian berbeda. Kelompok ini terdiri dari empat atau lima orang siswa. Tiap anggota kelompok saling membantu dalam memenuhi tujuan – tujuan yang telah ditentukan untuk pembelajaran.





3.     TEAM TEACHING


Hal yang penting bagi pembentukan kelas dan sekolah yang lebih inklusif adala pendidikan bekerjasama lebih kooperatif dalam memberikan lingkungan pembelajaran yang kondusif serta pengajaran yang efektif bagi semua siswa yang berkelainan.


Beberapa keuntungan team teaching yang berlangsung baik untuk siswa berkelainan maupun tanpa kelainan diantaranya yaitu :


1.     Pengembangan kemampuan perancangan yang lebih baik.


2.     Peningkatan kemampuan memecahkan masalah.


3.     Menambah harga diri.


4.     Meningkatkan kemampuan komunikasi.


5.     Kemampuan social yang efektif dan lebih memuaskan .


6.     Menambah pembelajaran akademis.






































BAB III
PENUTUP





A.   KESIMPULAN


Bahwa penyebab anak mengalami kelainan fisik tak lain karna beberapa factor, antara lain yaitu : layu otak,epilepsy, spina bifida, traumatic brain injury, kelemahan kesehatan yang lain. Sehingga menjadikan anak itu tidak percaya diri tidak berani didalam kelas, dan memerlukan kebutuhan antara lain : kebutuhan keleluasaan gerak dan memposisikan diri, kebutuhan akan komunikasi, keterampilan menolong diri, dan kebutuhan psikososial.


Adapun cara yang bisa digunakan dalam hal ini adalah seperti : pengajaran kemandirian yang optimal, belajar kelompok, dan team teaching.






































DAFTAR PUSTAKA





Buku pendidikan inklusi.


Sumber :http://www.belajarkreatif.net/2013/03/cara-mengobati-diabetes-mellitus-dengan-bahan-alami.html


Copyright www.belajarkreatif.net | Belajar Kreatif | Tips | Inspiring and Motivations |


National Heart, Lung, dan Darah Institute.


https://id-id.facebook.com/notes/kiff-corner/bahaya-aids-dan-cara-pencegahannya/118543324917302